Senin, 22 Oktober 2012

Plis, Beri Aku Kepastian!

Bismillahirrahmanirrahim...


"Kira-kira aku pantes nggak ya bersanding dengannya. Dia berilmu, sedangkan aku? Jauh dari berilmu."


"Siapa?" aku mengalihkan pandangan langsung ke matanya.


"Kemarin ada yang ngelamar aku."


"Hah! Terus-terus?"aku memburu.


"Aku belum berani ngasih jawaban." Matanya meredup, ada ragu yang nggak bisa ditutupinya.


"Orangtuamu gimana?" aku makin penasaran.


"Mereka belum aku beri tahu,"katanya lagi.


"Lho, terus dia ngelamar lewat siapa?"


"Lewat chat Facebook, soalnya dia jauh di sebrang sana."


"Heh!"Aku agak terkejut, walaupun aku sering mendengar kalau banyak yang menikah karena bertemu lewat facebook. Tapi kali ini menimpa sahabatku sendiri.


"Terus kamu tahu dia berilmu dari mana?"tanyaku lagi.


"Ya dari obrolan kita, dari status-statusnya, dari Link-link yang sering dia share buat aku. Dia juga anti pacaran sama kayak aku, cuma ya itu, kalo aku mau nerima aku harus mau nunggu dia selesai kuliah  dan kerja dulu."


Alisku terpaut, resah dan bingung,"Kalo dia memang masih mau nyelesain kuliah atau kerja dulu, kenapa ngelamarnya sekarang? Lewat Facebook pula? Kenapa nggak langsung sama orangtuamu?"


Dia mengangkat bahunya,"entahlah, tapi aku sudah terlanjur memiliki perasaan dan berharap padanya. Cuma aku nggak tahu harus bagaimana, mau diterima tapi nggak pasti, nggak diterima aku terlanjur suka sama dia. Kriteriaku banget."


Aku menghela nafas, aku juga bingung apa yang harus aku lakukan pada sahabatku ini.


***

Sabtu, 25 Agustus 2012

Jumat, 15 Juni 2012

Ibu, Madrasah Peradaban


Bismillahirrahmanirrahim...


Menjadi seorang Ibu Rumah Tangga sering kali di pandang sebelah mata, hanya sebagai profesi yang tidak menguntungkan kaum wanita. Urusan remeh temeh yang tak jauh  dari  “ dapur”, “sumur” dan “kasur” menjadi alasan para wanita enggan bahkan minder jika ditanya tentang pekerjaan. Apalagi bila wanita yang menjadi seorang ibu ini mempunyai jenjang pendidikan yang tinggi, ada yang memandang kasihan karena  setelah sekolah tinggi-tinggi ternyata “hanya” menjadi seorang Ibu Rumah Tangga.


Di luar dari itu semua, sebenarnya perlu kita sadari bahwa sebuah profesi yang sering di pandang sebelah mata ini bukan hanya sebuah profesi semata. Tapi, sebuah Fenomena kehidupan yang akan membentuk sebuah generasi Robbani. Tak ayal, seorang ibu dalam sebuah rumah tangga sangat berperan penting. Ia bagaikan pilar kekuatan dari kekokohan sebuah keluarga. Kebahagiaan di dalam rumah pun karena adanya peran seorang ibu yang memberikan kasih sayangnya dengan penuh ketulusan, tapi  bisa jadi adanya konflik dalam rumah tangga karena kurangnya peran ibu.


Ibu adalah Madrasah pertama bagi anak-anaknya. Di tangan seorang ibu lah generasi tangguh yang cerdas dan berakhlak mulia memunculkan sebuah harapan untuk memimpin ummat ini di masa yang akan datang. Tanpa disadari, semenjak anak dalam kandungan, seorang ibu telah berperan penting. Menurut berbagai penelitian, bahwa janin sudah dapat merasakan perasaan ibunya baik ketika sedih maupun ketika bahagia. Janin juga sudah bisa mendengarkan, maka dari itu para peneliti menganjurkan semua ibu yang tengah mengandung untuk memperdengarkan musik klasik pada janin agar bisa merangsang perkembangan otak si calon bayi. Tapi tentu saja, kita sebagai seorang muslimah lebih baik memperdengarkan Lantunan ayat-ayat Al Quran ataupun kalimah Tayyibah, agar calon bayi kita mengenal Allah Subhanahu Wa Ta’ala sejak dalam kandungan.

Sabtu, 02 Juni 2012

Why Me?

Bismillahirrahmanirrahim...


“Iihhh.... Kenapa yang dibahas selalu wanita sih? Lagi-lagi yang dipermasalahkan kesamaan  gender, Poligami terus sekarang neraka juga katanya milik wanita. Segitunya ya jadi wanita!” Curhat seorang sahabat BMB padaku.


“Sesungguhnya aku melihat kalian ( Wanita )sebagai penghuni neraka terbanyak.” (Hr. Bukhari dan Muslim).

Waw... Ada apa nih sama wanita? Apa karena di dunia ini udah tampak kalau wanita lebih banyak dari laki-laki, atau karena terlalu banyak “pameran” wanita dimana-mana.


Coba kita pahami kata Imam Qurthubi rahimahullah mengomentari hadits di atas dengan pernyataannya : “Penyebab sedikitnya kaum wanita yang masuk Surga adalah hawa nafsu yang mendominasi pada diri mereka, kecondongan mereka kepada kesenangan-kesenangan dunia, dan berpaling dari akhirat karena kurangnya akal mereka dan mudahnya mereka untuk tertipu dengan kesenangan-kesenangan dunia yang menyebabkan mereka lemah untuk beramal.

Hah! Kembar?



"Hah! Kembar?"

Aku dan ibuku saling berpandangan tak percaya, lalu kembali menatap seorang laki-laki berjas putih di hadapanku. Bagaimana mungkin diusia kehamilanku yang genap 7 bulan baru ketahuan bahwa bayi di kandunganku kembar.

"Nggak mungkin, Dok? Saya tiap bulan USG kok!"

"Ini denger detak jantungnya," kata Dokter sambil menggeserkan alat USG di perutku.

Detak jantung bayi dalam perutku menggema ke seluruh ruangan, namun tiba-tiba ada suara detak jantung lagi tapi berbeda iramanya dengan yang pertama.

"Nah, 2 ya bu detak jantungnya. Ini gambarnya."

Aku menatap layar monitor sampai tak berkedit, 2 tubuh berbeda ada dalam perutku.

Air mata mengalir tak tertahankan, perutku yang menggelembung dielus ibuku lembut. Senang? Tentu. Tapi  selepas dari Dokter, rupa-rupanya pikiranku dan beliau sama. Kami Panik. Belum genap 4 bulan yang lalu, istri sepupuku melahirkan bayi laki-laki kembar namun sayangnya kedua bayinya tak dapat diselamatkan.Maka wajar ketika pikiran kami diselimuti rasa khawatir tingkat tinggi, namun pada akhirnya yang dapat kami lakukan hanyalah pasrah

Suami tentu saja tidak percaya, sampai harus melakukan USG lagi. Tapi ketika ia yakin, dengan tegas ia langsung memutuskan aku harus ke Surabaya, ke rumah orang tuanya. Karena ia sudah tidak yakin dengan Rumah Sakit yang ada di sekitaran kami , mungkin masih ada  trauma dibenaknya saat sepupuku harus kehilangan putra kembarnya. Setelah dibicarakan dengan keluarga, akhirnya mereka sepakat, aku diungsikan sementara ke Surabaya untuk melahirkan.

Keadaan yang memang membuatku akhirnya harus menerima, tapi kesenangan, kegembiraan menyambut anggota baru sudah menyemarak di rumah mungil kami. Termasuk Ayah dan ibuku, semua keluarga diberi kabar bahwa mereka akan memiliki cucu kembar. Maklum saja, ini adalah cucu pertama mereka dan mungkin saja cucu satu-satunya yang kembar saat ini. Seluruh keluarga sudah tidak sabar menyambut keluarga baru kami, setiap bertemu mereka mengelus lembut perut buncitku. Betapa besarnya perutku, itulah kata-kata yang kerap kudengar dari mereka.

Kegembiraan itu akan terus berlanjut meski aku tidak  melahirkan di dekat mereka, tapi di Surabaya, di tempat mertuaku. Aku yakin akan menemukan kegembiraan yang sama seperti di keluargaku dan ternyata tepat seperti dugaanku, aku dimanja di sana. Mungkin juga karena ini adalah cucu kembar satu-satunya di keluarga beliau atau mungkin juga karena aku yang jarang sekali bertemu beliau. Semoga dimanapun tempatku melahirkan, ada berkah yang terhimpun. Aamiin.




Kamis, 31 Mei 2012

Hei, Kamu Bukan Lady Gaga!

Bismillahirrahmanirrahim...


Akhir-akhir ini, perhatian kita dipusatkan pada kedatangan si "Mother Monster" yang tak lain dan tak bukan, dia adalah Lady Gaga. Pro Kontra nggak lepas dari hal-hal seperti ini, ada yang mengecam keras tapi ada juga yang sampai melakukan protes kalau si Gaga ini benar-benar Gagal untuk datang ke indonesia.


"Little Monster" inilah sebutan untuk penggemar fanatik si Gaga. Mereka tak ubahnya orang yang telah terhipnotis penampilan semata, semua yang dipakai si 'ibu' mereka ikuti, nggak soal itu bagus buat mereka atau nggak, yang penting gaya dan terlihat sebagai penggemarnya. Padahal hanya ikut-ikutan saja, ikut nyanyi-nyanyi aja tanpa tahu apa- apa, cuma ikut gaya-gaya aja tanpa tahu gayanya senorak apa.


Liat saja, mereka berkorban sampai nangis-nangis karena si 'ibu' nggak jadi manggung. Mereka sebagai remaja hanya tahu kalau liat konsernya, ngikutin gayanya, itu sebagian dari Trend. Gelora ingin dipandang sebagai yang paling "ngikutin trend" seolah-olah menjadi perlombaan meski itu dalam keburukan. Mereka hanya tak tahu, bahwa apa yang mereka ikuti TAK PERNAH layak untuk dijadikan contoh. Mereka hanya ingin SEPERTI 'ibuny' si Lady Gaga.

Senin, 28 Mei 2012

Sayang, Aku (bukan) Pembantu!

Bismillahirrahmanirrahim...


"Aku ini bukan pembantu, mas! Jangan kau suruh-suruh aku terus, aku capek kerja 24 jam sehari 7 hari seminggu. Bantu aku sedikit aja gitu lho mas!" Ujar sang istri yang kelabakan mengurus anak dan dapur dalam satu waktu.


"Aku juga capek, hari libur gini aku cuma pengen istirahat. Nggak usah lah ganggu aku dulu!" Acuh sang suami yang ingin menikmati masa liburnya.


"Istirahat kok maenan Hp, Fesbukan. Istirahat tuh tidur!" Kata sang istri nggak mau kalah.


"Ini juga istirahat  dan..bla...bla..bla..."

Rabu, 23 Mei 2012

Jadikan Aku yang Terakhir Bagimu


Bismillahirrahmanirrahim...


Wanita biasanya selalu diidentikkan dengan kelembutan, kesantunan, dan keindahan. Tapi, ketika ia merasa terkhianati maka ia akan cepat berubah menjadi orang yang mudah bersedih bahkan menjadi seorang pendiam dan tidak mau lagi percaya pada seseorang. Atau mungkin saja ia akan berubah menjadi seseorang yang mudah marah, mudah tersinggung dan penuh emosi.


Tidak semua memang, tapi juga tidak sedikit yang mengalaminya. Hasrat seorang wanita untuk menjadi yang terakhir bagi seorang laki-laki membuatnya terlihat sebagai seorang yang posesif, suka ngatur dan menjadi pencemburu berat. Namun, dibalik itu semua ternyata ada rasa KETAKUTAN yang kuat, bahwa ia akan dikhianati pasangannya. Bagaimana tidak, jika setiap hari seorang laki-laki di hadapakan dengan puluhan bahkan ratusan wanita -yang bukan mahram- yang dengan mudah menampakkan auratnya.

Sabtu, 21 April 2012

Akankah Ku Rasa Kehilangan?



 

 

Bismillahirrahmanirrahim...


Entah mengapa tiba-tiba aku mengharu, kembali pikiranku melayang akan arti kehilangan. Aku yakin, semua manusia pasti pernah dan akan merasakan kehilangan, begitupun aku. Merasakan kehilangan adalah mutlak, tapi akankah rasa itu mampu membuatku bertahan?


Berawal dari catatan seorang sahabat yang telah kehilangan bidadari mungilnya. Ia yang merawat bidadari kecilnya, menyuapinya, memandikannya, menggendongnya, namun ia jua yang akhirnya harus melilitkan kain kaffan pada jasad kaku bidadarinya. Ah...bidadari kecilnya bahkan seumuran dengan bidadari kembarku. Tapi lihatlah, ia begitu tegar! Akankah ada yang bisa menyamai rasa pedihnya?

Jumat, 20 April 2012

Selaksa Cinta Bidadari Hidupku



Jika saja kau ingin ku menjelma laksana api
Kan kulakukan untukmu..
Agar kau merasakan kehangatan
Dalam setiap air mata yang kau tumpahkan.

Jika kau ingin ku menjelma laksana angin
Kan kulakukan untukmu
Agar kau merasakan kesejukan
Dalam setiap tarikan nafasmu

Jika kau ingin ku menjelma laksana air
Kan kulakukan untukmu
Agar kau tak merasa dahaga...
Dalam setiap tetes peluh yang membanjir

Wahai Bidadari hidupku...

Surga yang ada di telapak kakimu, membuatku gemetar..
Ku takut kehilangan ridhamu.
Surga yang ada di telapak tanganmu, membuatku menggigil..
Ku takut kehilangan belaian manjamu...
Jangan...jangan kau tinggalkanku, tanpamu ku tak akan mampu bernafas..

Wahai Malaikatku yang tak bersayap...

Maaf, bilaku membuat mutiara di matamu tak mau mengering..
Ku yang kerap kali tak mau menurut padamu..
Ku yang kerap kali membantahmu..
Bahkan ku yang kerap kali membentakmu...
Aku memohon ampun padamu
Jangan kau tinggalkanku tanpa ridhomu.

Bidadari hidupku...Malaikatku...

Engkaulah Ibu...
Selaksa cinta di setiap namamu
Senyum ketulusanmu bak cahaya yang menyinari dunia ini
Tak ada yang mampu hidup tanpa cahaya..
Berikanlah aku sinar kasih sayangmu
Agar aku mampu hidup dalam pusara kefanaan.

(A.I)

Kamis, 12 April 2012

Kau Tak akan Pernah Menemukannya!


Bismillahirrahmanirrahim...


"Nggak ah, dia kurang tinggi. Ntar kalo jalan sama  aku kayak anak tangga berjalan. No..No..No...jorok pula!" Kata Anindia sambil mengibas-ngibaskan jari telunjuknya.


"Ah, kebanyakan permintaan! Yang ini kurang tinggi, yang kemarin kurang Macho, yang kemarinnya lagi kurang keren. Maumu yang kayak gimana sih, Nin?" ujarku sebal.


"Yang tinggi, yang kaya, yang macho, yang keren, harus pinter, bla...bla...bla...."


"Tauuu...ah!" Kututupkan tangan di kedua belah telingaku.


"Ihh...gimana donk? aku emang nggak bisa menerima mereka, mereka nggak sesuai sama kriteriaku!"


"Terus aja cari! Ubek-ubek aja dunia, ntar kalo ketemu yang sempurna, kamu jangan ilfil ya kalau ternyata dia juga masih suka ngupil atau kentut..hahaha."


"Idih, jorok ih!"


"Mana ada manusia yang nggak ngupil atau ngentut? Manusiawi itu mah! Kalau kamu nggak mau nerima, ya cari aja yang nggak suka ngupil atau kentut. Kalau udah ketemu, bilang-bilang ya."


Aku ngacir meninggalkan Anindia sambil cengar cengir.

Kamis, 05 April 2012

Getaran Cinta


Bismillahirrahmanirrahim


"Hoy, ngelamunin apaan?"


Anggi tergagap.


"engg..nggak kok!" seulas senyum dikembangkan buat menutupi keterkejutannya.


"Ngelamunin apa sih, Nggi? si dia ya?"


Kembali sebuah senyum menjawabnya.


"Apa sih enaknya ngelamunin cowok? Berkhayal kalo nanti dia bakalan datang naek kuda putih ya, Nggi?"


Tak ada jawaban, hanya pipi yang memerah pertanda rasa malunya memuncak.


***


Melamun, mengkhayal mungkin untuk sebagian dari kamu menyenangkan, karena dengan mengkhayal seolah-olah semua keinginan sudah bisa tergenggam, apalagi mengkhayal tentang si dia, sang kekasih hati.

Selasa, 27 Maret 2012

Kejahatan Wanita

Bismillahirrahmanirrahim...


“Tidaklah aku tinggalkan setelahku suatu fitnah yang lebih berbahaya bagi laki laki (melainkan fitnah yang datang dari) wanita.” (Hr. Bukhari)


Kamu pasti ingat dengan hadits di atas kan? Betapa mengerikannya, betapa dahsyatnya, dua orang laki-laki bisa berkelahi gara-gara memperebutkan satu orang wanita. Karena wanita, seseorang bisa menumpahkan darah begitu mudah, bisa memasuki dunia kenistaan begitu mudah. Banyak laki-laki roboh hanya dengan tatapan seorang wanita.


Sudah  banyak wanita yang mampu mengalihkan pandangan lelaki dari jalan Allah, dan bayangkan, sudah berapa banyak suami yang melakukan kedzaliman, kenistaan serta kemaksiatan dikarenakan seorang wanita atau istrinya. Semua dibuat tidak berdaya dengan keanggunan seorang wanita.

Minggu, 18 Maret 2012

Ini Tentang Aku, Kamu, dan Cinta

Bismillahirrahmanirrahim...

Tiap insan pasti pernah dihiasi makhluk bernama cinta, entah apa atau siapa, entah dimana atau kemana, entah menyenangkan atau pengorbanan, tapi cinta selalu dinantikan dan disambut dengan senyum bahkan tangis.

Bukan cinta bila tidak menyenangkan dan bukan pula cinta bila tidak butuh pengorbanan, namun cinta bukanlah cinta ketika ia telah dirasuki kemaksiatan sebab cinta adalah tentang penghormatan dan kehormatan. Jadi jangan katakan ia cinta bila kamu berani merusak kehormatan orang lain dan tak mampu menjaga kehormatanmu sendiri karena cinta pasti saling menghormati dan menghargai .

Ya, ini tentang aku, kamu dan cinta. Sangat mudah memang ketika aku dan kamu mengatakan cinta, tapi ketika harus membuktikannya dengan kesiapan, kesanggupan, kemampuan, sepertinya banyak yang hanya diam. Entahlah, aku tak tahu, apakah kamu begitu? Aku hanya berharap, kamu tak akan hanya diam tapi mampu bangkit untuk bergerak demi tujuan menggapai cinta.

Rabu, 14 Maret 2012

Wahai Wanita, Tolong Hentikan!

Bismillahirrahmanirrahim...

Wahai wanita...

Betapa mata ini tak pernah mampu untuk berhenti menatapmu. Keindahan dari Tuhanmu kau pertontonkan untuk kami, keindahan yang tak bisa disaingi apapun.

Auratmu yang tak pernah kau tutupi, tak pernah kau hiraukan. Tatapan-tatapan buas kami, seoalah membuatmu bangga. Kau makin menunjukkan keindahanmu pada kami, sampai kami tak mampu melawanmu.

Kau tahu, semua itu menguras air mata kami. Ketika hati ini ingin tunduk pada-Nya secara utuh, justru kau membawaku pada jurang penderitaan dunia. Mata ini tak mampu menghindar, meski kami terus berjuang. Kami sering lemah padamu, jadi tolong hentikan! Tutup auratmu, agar mata  kami bisa utuh menghadap-Nya ketia Dia bertanya pada mata kami kelak.

Minggu, 11 Maret 2012

Jangan Menantiku, cantik!

Bismillahirrahmanirrahim...

"Maukah anti menantikan ana, ukhti? Ana pasti akan segera melamar setelah selesai kuliah" ujar seorang ikhwan dibalik hijab internet. Tak ada jawaban, sepertinya akhwat di sebrang sana sedang menimbang-nimbang.

"Tapi kalau antum justru memilih orang lain giman? Nanti ana nunggu lama ternyata antum nggak kunjung datang."Akhwat ini masih berpikir yang masuk akal, belum dibutakan.

"Nggak ukhti, andai anti tahu harapan ini begitu besar. Tapi tak mengapa kalau anti nggak menunggu ana, mungkin anti bukan jodoh ana. Semoga saja ana mendapatkan jodoh seperti anti, karena hanya anti yang ana harapkan untuk jadi ummi dari anak-anak ana kelak," aku sang ikhwan.

Luluhlah sudah mata dan hati sang akhwat dengan kata-kata pujangga, berhasilah sudah mereka membuat janji angan-angan yang tak pasti. Atau jangan-jangan itulah daya tarik syetan untuk mengawali sebuah hubungan yang  memuakkan.

***

Lain lagi dengan seorang akhwat yang sedang terlihat bersedih juga dibalik hijab Internet.

"Mas, yakinlah aku akan menanti kedatanganmu. Aku akan menunggumu menyelesaikan kuliahmu,"aku sang akhwat sendu.

Kamis, 08 Maret 2012

Media 'Kutukan' Jilbab

Bismillahirrahmanirrahim...

Judulnya serem ya sob? Bukan bermaksud menakut-nakuti, tapi aku rasa memang itulah judul yang pas dengan yang akan kamu baca nantinya.

Kamu tahu kalau media adalah tempat sesuatu bisa mendunia, menjadi populer, menjadi terkenal dan menjadi yang paling dicari. Alasannya tentu nggak jauh dari yang namanya "Gaul", trend dan daya tarik.

Banyak yang menganggap bahwa wanita cantik itu berambut panjang lurus, kulit putih, kaki yang jenjang, tubuh yang tinggi, baju yang kehabisan bahan. Media lah yang menciptakannya untuk merangsang, mempengaruhi otakmu agar apapun yang disampaikan media akan menjadi yang kamu setujui dan sepakati. Alhasil yang keluar dari jalur media seperti contoh wanita cantik di atas akan menjadi sesuatu yang "jelek", nggak banget, nggak gaul, nggak ngtrend deh pokoknya.

Selasa, 06 Maret 2012

Sehangat Dekapan Facebook

 

Bismillahirrahmanirrahim...

Tubuhku terasa berguncang hebat. Hah! Gempa!

"Cepetan bangun Zahra! Sholat subuh."

Aku mengucek mata. Masih kurasakan guncangan pada tubuhku. Kembali aku mengucek mata, lalu melihat di sekelilingku. Aku nggak di kamar. Ku lihat di depanku layar monitor masih menyala. Argh..Komputerku belum  dimatikan, rupanya aku ketiduran.

"Tidur jam berapa semalam? Facebookan lagi sampai ketiduran!" ujar kak Salma sebal.

Aku baru sadar kalau Facebookku belum ku matikan juga, mungkin kak Salma sempat melihat Facebookku. Aku mendesah perlahan. Aku segera meng Log Out facebookku, lalu Shut down, sekejap saja layar monitor dihadapanku berubah menjadi hitam.

"Akhir-akhir ini kamu sering sekali terlambat bangun sholat subuh dik, apa sih yang kamu cari di Facebook sampai harus bergadang? Atau kamu chatting sama cowok ya?" selidik kak Salma.

"Kakak mau tau urusan orang aja," cibirku sambil berjalan santai menuju kamar mandi.

"Kamu itu zahra, kemaren dimarahin bunda, sebelumnya dimarahin ayah. Emang enak dimarahin mulu?"

"Emang gue pikirin!"

***

Sabtu, 18 Februari 2012

Ijinkan Aku Membagi Dunia Kita Dengannya, Suamiku!



Bismillahirrahmanirrahim...

“Akhwat tadi lho cantik yaa by, yang lewat tadi lho.” Aku mencolek suamiku yang sedang khusyuk di depan layar komputer.

“Mana?” langsung celingukan, tapi yang dicari sudah jauh mengayuh sepedahnya.

“Udah lewat”, kataku cuek.

“Waah...bisa tuh mi?” Suami menggodaku.

“Bisa apa?”

“Jadi yang kedua,” sambil cengengesan cuek kembali lagi ke layar komputer.

“Mau? Boleh, ntar aku coba cari yang tadi anak mana, tiap pagi juga lewat sini.”

“hahahah...” suami tertawa begitu lebar sambil mengelus kepalaku.

“Bukan nggak mau mi, tapi nggak sanggup. Belum berani lah, nanti aja kalo udah berani,” lanjutnya lagi.

Kamis, 16 Februari 2012

Galauwers pun Harus Keren

Bismillahirrahmanirrahim...

Nggak perlu harta, tahta, bahkan muka yang cakep buat mencintaimu, dan sungguh aku percaya perkataanmu.Tapi aku perlu Hati yang kuat biar siap kalo kamu menyakiti aku.

Super sekali galau nya. Ini hanya salah satu kisah kegalauan, masih banyak barisan kata yang memenuhi wall dari jejaring sosial yang kini semaking ngetrend. Seolah-olah agar semua orang tahu tentang kegalauannya.

Galauwers kini sedang merebak di kalangan remaja, bahkan dengan sok tahu nya anak-anak pun ikut-ikutan tanpa mengerti artinya. Yang tua-tua pun seolah nggak mau kalah, akhirnya ikut-ikutan menjadi galauwers. Galau sudah menginfeksi semua kalangan dari yang jatuh hati sampai yang patah hati. Kegundahan, kegelisahan, minder, gugup bisa menjadi langkah awal virus galau menjalar.

Senin, 13 Februari 2012

Valentine itu...Sesuatu!

Bismillahirrahmanirrahim...

Siapa sih yang nggak kenal dengan kata valentine, yang kanak-kanak sampai yang tua-tua kalo ditanyain tentang valentine pasti manggut-manggut. Meski aslinya mereka nggak paham maksud dari valentine, paling yang mereka tahu hanya sekedar berbagi kasih sayang dengan coklat atau bunga, terus warna-warna pink.

Coba saja, perhatikan di sekeliling kamu, penjualan coklat dan boneka sepertinya mulai melonjak. Di toko-toko, Mall, yang ditonjolkan pasti coklat dan boneka, tapi tau nggak kalo ternyata ada penjualan terlaris diantara boneka dan coklat, yaitu KONDOM. Haapp...mulutnya ditutup, nggak usah kaget.

Jilbab? Nggak Banget!

Bismillahirrahmanirrahim...

Katakanlah aku wanita yang enggan dikekang oleh apapun dan siapapun, apalagi dengan sebuah sistem aturan yang bernama agama. Aahhh...capek kalo udah mendengar ceramah-ceramah yang itu-itu saja, katanya semua agama mengajak pada kebaikan, nyatanya hanyalah sebuah rantai untuk mengekang kepribadian seseorang. Agama islam yang ada di KTP ku hanyalah sekedar sarana agar aku nampak beragama, tapi kalo suruh ngikutin aturan islam,adduuuhhh...apalagi dengan yang namanya tutup kepala, kerudung, jilbab, Nggak banget! Ngeliatnya aja gerah, apalagi makenya.
Hingga suatu hari, seseorang menyadarkanku dari kegelapan yang berkepanjangan. Cahaya yang merasuk hatiku, lambat laun mulai bersinar lebih terang. Dia adalah sahabatku.

Entah sejak kapan dia mengenakan jilbab, jilbab yang sangat aku benci. Tapi karena sahabatku yang memakainya, mau nggak mau, aku juga tetap dekat dengannnya, toh aku benci dengan jilbabnya bukan dengan sahabatku. Aku pun mulai iseng bertanya.

"Ngapain sih Cha, pake baju kayak ginian?" aku sengaja mengibaskan jilbab yang dikenakannya.