“ Nggak ummi, maafkan Dinda kalau kali ini Dinda harus menolak keinginan ummi!”
“Kenapa Dinda? Tak ada yang kurang dari Said.”
“Dinda sudah punya pilihan sendiri ummi. Tolong mengerti, ini bukan jaman siti nurbaya. Nggak ada jodoh-jodohan ummi.”
Braakk!!. . Kubanting pintu sekencang-kencangnya.
“Astaghfirullah..” masih kudengar ummi beristighfar.
Segera kutanamkan diriku dibawah bantal, menangis sejadi-jadinya. Aku sudah mencintai Mas Radit, harusnya ummi nggak memaksakan keinginannya padaku. Apa sih maunya ummi sama abah, pakai acara jodoh-jodohan segala, ini kan bukan jamannya mereka lagi!.