Kamis, 22 Desember 2011

Malaikat itu bernama..Ibu!

Bismillahirrahmanirrahim..

Ibu..

Kami bersimpuh padamu.. Kau mengandung kami 9 bulan, letih.. Kami tahu dalam ragamu kadang kau titikan  air mata tuk tumpahkan semua asa yang kau pendam. Tapi kau  paham, kau mengandung anak-anak yang kelak akan menjadi penegak panji islam dalam bumi Allah. Dan kami berjanji padamu, kami tak akan pernah membuatmu berduka.

Maafkan kami ibu..yang tak pernah tau betapa berat kau melangkah.

Ibu..

Tiap peluh yang terlinang saat kau melahirkan kami, tak mungkin kami bisa gantikan setetes pun. Bahkan linangan air matamu saat kau menahan sakit, tak mungkin kami tebus dengan apapun. Itu pun tak mengurangi kebahagiaanmu saat menyambut kami. Meski kau tahu, kelelahan-kelelahan selanjutnya akan kau hadapi.

Maafkan kami ibu..yang tak pernah mengerti atas rasa sakitmu.

Selasa, 20 Desember 2011

Stop! Jangan Katakan Lagi

Bismillahirrahmanirrahim...

"Akhi, maafkan ana yang selalu takut menjadi pendampingmu. Bukan karena ana tidak mau menjadi pendampingmu, namun ana takut tak mampu menjadi istri yang baik bagimu."

"Ukhti, mengapa anti berbicara seperti itu? Apakah anti tidak percaya dengan janji Allah padamu. Yakinlah ukhti, ana akan menerima setiap kekurangan anti, karena ana ingin mengkhitbah anti atas cinta-Nya."

"Terimakasih akhi atas perhatiannya, semoga Allah Subahanahu Wa Ta'ala meridhoi kita. Aamiin."

" Semoga setelah kita menikah....."

STOP! Tidak akan saya teruskan percakapan di atas. Lho kok? Why? Kenapa? Mengapa? Bukan kah percakapannya tidak ada yang salah?

Benar, percakapannya memang tidak ada yang salah, tapi bermasalah. Percakapan di atas sepertinya menjadi percakapan yang biasa dan wajar, karena yang melakukan adalah sepasang manusia yang katanya sedang menjalankan Ta'aruf.

Sering kali percakapan seperti itu diusung oleh para akhwat dan ikhwan yang berta'aruf  lewat jejaring sosial ataupun chatting, mungkinkah salah satunya kamu? Walaupun dengan percakapan yang sedikit berbeda tapi intinya tetep sama, mengusung nafsu secara lembut dan halus atas nama cinta.

Senin, 19 Desember 2011

Pliiss deh...Jangan Ge-eR!

Bismillahirrahmanirrahim...

Assalamu'alaikum , jangan lupa nanti sore rapat :), senyumku terkembang tanpa aku sadari. Ah..SMS dari Fadhil, Ketua organisasi yang sedang aku ikuti. Sudah 2 bulan ini aku mendampinginya sebagai sekretarisnya, dan sudah 2 bulan pula ia begitu perhatian padaku.

Wa'alaikumsalam, insyaallah akhi :),  balasan SMS pun ku kirim. Masih dengan senyum yang terkembang, pikiranku pun melayang pada wajah Cool nya dan tiba-tiba teringat pada perhatian-perhatiannya. Bahkan ia sering meningatkanku untuk Tahajjud dan Tilawah, tak jarang pula ia SMS aku hanya untuk mengingatkanku menjaga kesehatan. Siapa coba yang tidak bahagia diberi perhatian lebih seperti itu?

"Syifa?" aku menoleh mencari asal suara masih dengan senyum lebar yang ditimbulkan dari getar-getar SMS dari Fadhil.

"Senyum-senyum terus, mikirin apa Neng?"Rita menggodaku, sedangkan aku yang digoda hanya nyengir kuda.

"Apaan sih?cerita dong!"Rita menyikut lenganku perlahan.

"Mau tauuu...aja!"Aku meninggalkan Rita begitu saja.

SMS-SMS dari Fadhil terus mengalir deras, sederas perasaanku padanya. Aku merasa yakin kalau Fadhil memiliki perasaan khusus padaku. Lama-lama hati ni penat juga, ingin rasanya menumpahkan rasa, apa arti dari perhatian Fadhil padaku selama ini? paling tidak kita jadi sama-sama tahu bahwa kita punya rasa.

Rabu, 14 Desember 2011

Mendingan Loe..Gw..End!

Bismillahirrahmanirrahim..


Aku memang tak mengerti apa maksud dari kata-kata manismu, merayu, mengadu, sampai mengaduh. Namun aku sangat tahu bahwa kau meminta perhatian dariku, berharap lebih dekat denganku.


Tapi maaf , aku lebih memilih menjaga kehormatanku dan agamaku daripada terjerat dalam kejahilan syetan. So...mendingan Loe...Gw..End!


Hati ini memang lemah ketika melihatmu, mendengar suaramu, terekam begitu jelas dalam benakku. Namun aku sangat tahu bahwa kau pun merasakan hal yang sama denganku.


Tapi maaf, bukan ku tak mau meneruskan perasaan ini, ku hanya lebih memilih menjaga hati ini untuk yang terkasih kelak. So..mendingan Loe...Gw..End!


Kala ku membaca status islami mu di facebook, dada ini selalu bergetar. Karena kau selalu bilang semua itu untuk penyemangatmu dan penyemangatku.


Tapi maaf, getaran itu adalah tanda syetan tengah beraksi di antara kita. Jadi ku lebih memilih bergetar ketika ku membaca ayat-ayat cinta-Nya. So..mendingan Loe...Gw...End!

Kamis, 01 Desember 2011

Cahaya dari Rasa Kehilangan

Bismillahirrahmanirrahim...

Pahit..sangat pahit...

Bila aku harus kehilangan dia, mendingan aku nggak usah lagi kenal yang namanya cowok. Sakit hati ini...sakit.

“Kalau saja cinta itu benar adanya untuk Allah dan dari Allah, aku yakin, kamu justru merasa harus kehilangan dia.”

Suara di belakangku membuat aku tersentak dari lamunanku. Mbak Ayu segera duduk di sampingku. Aku segera menyeka air mata yang terus mengalir  tak terkendali.

“Tapi mbak, aku udah terlanjur cinta. Udah banyak mimpi indah yang kita rancang sampai ke rencana menikah. Eeehh...dia justru gampang banget berpaling ke cewek lain. Katanya nggak cocok ta’arufan sama aku, tapi kenapa dia mesti merancang mimpi segala kalau memang nggak cocok?”