Selasa, 20 Desember 2011

Stop! Jangan Katakan Lagi

Bismillahirrahmanirrahim...

"Akhi, maafkan ana yang selalu takut menjadi pendampingmu. Bukan karena ana tidak mau menjadi pendampingmu, namun ana takut tak mampu menjadi istri yang baik bagimu."

"Ukhti, mengapa anti berbicara seperti itu? Apakah anti tidak percaya dengan janji Allah padamu. Yakinlah ukhti, ana akan menerima setiap kekurangan anti, karena ana ingin mengkhitbah anti atas cinta-Nya."

"Terimakasih akhi atas perhatiannya, semoga Allah Subahanahu Wa Ta'ala meridhoi kita. Aamiin."

" Semoga setelah kita menikah....."

STOP! Tidak akan saya teruskan percakapan di atas. Lho kok? Why? Kenapa? Mengapa? Bukan kah percakapannya tidak ada yang salah?

Benar, percakapannya memang tidak ada yang salah, tapi bermasalah. Percakapan di atas sepertinya menjadi percakapan yang biasa dan wajar, karena yang melakukan adalah sepasang manusia yang katanya sedang menjalankan Ta'aruf.

Sering kali percakapan seperti itu diusung oleh para akhwat dan ikhwan yang berta'aruf  lewat jejaring sosial ataupun chatting, mungkinkah salah satunya kamu? Walaupun dengan percakapan yang sedikit berbeda tapi intinya tetep sama, mengusung nafsu secara lembut dan halus atas nama cinta.

Syetan tengah bekerja secara halus, kata-kata yang membawa nama agama bahkan membawa nama Allah, seakan menjadi bius bahwa percakapan seperti itu dibolehkan. Sadarlah kawan, kata-kata yang indah dan sepertinya menakjubkan itu sering terjadi di sekelilingmu bahkan menjangkitimu, namun tak pernah kamu sadari bahwa itulah cara kerja syetan yang sesungguhnya.

Hal seperti ini bukan perkara sederhana, karena banyak terjadi pada kalangan ikhwan dan akhwat facebooker atau jejaring sosial, dan parahnya lagi juga menjangkit para aktivis dakwah. Mereka seakan tidak paham batasan ta'aruf  belum mengijinkan untuk saling berinteraksi terlalu intens apalagi sampai berkata-kata mesra, walaupun mereka tidak menyadari bahwa itu perkataan mesra karena membawa nama Allah Azza Wa Jalla, bukan begitu?

Atau mungkin mereka sadar sepenuhnya bahwa itu pekerjaan syetan, namun mereka menutup mata dan telinga karena mereka tidak mau kehilangan moment yang menyenangkan. Nah, sekarang coba kamu tanya pada hatimu, apakah kamu mau menjadi bagian dari mereka?

Saya tidak akan menyalahkan cinta yang sedang terbina di antara kamu dengan lawan jenismu, karena jelas cinta itu karunia atas kelembutan perasaan manusia. Namun, cinta itu harus dibingkai dengan jelas. Kamu bilang sedang ta'aruf, tapi faktanya kamu terbawa arus syetan dengan membingkai kata-kata mesra dengan nama agama, lalu apa bedanya dengan pacaran hanya bingkainya saja yang berbeda.

Sekarang sudah saatnya kawan, kita deklarasikan cinta yang bersih bukan hanya cinta yang sok bersih namun di dalamnya masih bercampur dengan kotoran maksiat. Berta'aruflah dengan yang sesungguhnya, bukan hanya berkata-kata apalagi saling puji dan bermesraan.

Wujudkan cintamu dengan wujud yang baru, tanpa ada kata mesra, pujian, sanjungan sebelum kamu dan dia halal. Cinta tanpada adanya ingkar pada Sang Pemberi Nikmat. Berjanjilah pada dirimu dan hatimu, agar terciptanya cinta-cinta atas nama Allah Subhanahu Wa Ta'ala yang sebenar-benarnya.

Wallahua'lam bish shawwab.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar