Sabtu, 21 April 2012

Akankah Ku Rasa Kehilangan?



 

 

Bismillahirrahmanirrahim...


Entah mengapa tiba-tiba aku mengharu, kembali pikiranku melayang akan arti kehilangan. Aku yakin, semua manusia pasti pernah dan akan merasakan kehilangan, begitupun aku. Merasakan kehilangan adalah mutlak, tapi akankah rasa itu mampu membuatku bertahan?


Berawal dari catatan seorang sahabat yang telah kehilangan bidadari mungilnya. Ia yang merawat bidadari kecilnya, menyuapinya, memandikannya, menggendongnya, namun ia jua yang akhirnya harus melilitkan kain kaffan pada jasad kaku bidadarinya. Ah...bidadari kecilnya bahkan seumuran dengan bidadari kembarku. Tapi lihatlah, ia begitu tegar! Akankah ada yang bisa menyamai rasa pedihnya?


Aku...ya aku, yang hanya mampu merasakan setetes dari rasa perihnya. Setetes   saja  membuat butiran air  berjatuhan dari mataku semakin menderas. Bagaimana tatkala aku berada di posisinya? Membayangkannya saja mengantarkanku pada tanah merah yang belum mengering. Aku takut, aku kalut, bisa saja Allah  menjemput orang-orang terkasihku lebih cepat. Apa yang bisa aku lakukan? Tak Ada!


Pikiranku kembali melintas pada mereka yang kusayangi. Apa yang sudah aku lakukan untuk membahagiakan mereka? Adakah? Entah! Anak-anakku yang sedang terlelap tidur begitu nyaman kupandang, tak hentiku mengucap syukur. Hari ini Allah masih memberiku waktu untuk mengecup mesra mereka, tapi esok? Masihkah aku bisa memeluk mereka!


Tadinya, aku memang tak mengerti, apa itu kehilangan? Tapi setetes asa membuatku meledak. Meledakkan kebimbangan. Apakah aku masih pantas menerima gelar "Ibu"? Untuk merasakan kehilangan pun, aku harus belajar dari seonggok tanah merah berisi jasad bidadari mungil. Aku harus belajar! Belajar mencintai sebelum kehilangan. Mencintai orang-orang terkasihku dengan penuh kebaikan dan kebenaran, bukan hanya karena nafsu yang terus menggerogoti tulang. Nafsu yang menimbulkan petaka, rasa lelah, rasa penat sering kali membawaku ke ujung emosi. Ya, aku belajar banyak darinya.


Aahh... benarkah aku yang nantinya akan rasa kehilangan? Atau justru mereka yang nantinya kehilanganku? Aku pun tak tahu kapan Sang malaikat datang menjemputku dengan senyum ataukah justru dengan amarah dengan cabutan paling menyakitkan. Namun, sebelum saat itu tiba, ketika mereka akan rasa kehilangan, aku ingin mereka tahu arti kehilangan sesungguhnya.


Kehilangan bukan tangis, bukan juga pedih ataupun perih, bukan pula tentang rasa sakit. Kehilangan adalah ketegaran karena Allah ingin kita belajar lebih mencintai-Nya dalam keikhlasan. Kehilangan adalah kesabaran karena Allah ingin kita paham bahwa Dia akan membalas kesabaran kita dengan hal yang jauh lebih indah.


Terimakasih, telah mengajariku arti kehilangan. Jika kelak saat itu tiba, saat dimana aku akan kehilangan seseorang, aku akan ingat hari ini. Terimakasih, telah mengajariku sebuah arti ketegaran. Tegar yang penuh keikhlasan, dimana aku belajar menjadi seorang ibu buat anak-anakku dan anak  untuk orangtuaku, sehingga aku akan menjadi pribadi yang lebih baik dari hari ini.


Terimakasih!


"Supaya kamu jangan bersedih hati terhadap apa yang luput daripada kamu dan terhadap apa yang menimpa kamu. Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan"
(Ali Imran : 153)


(A.I)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar