Rabu, 21 Mei 2014

Nggak Penting Bilang 'I Love You'

Ada beberapa wanita yang sudah menikah menghadiri suatu acara Seminar “Bagaimana Menjalin hubungan Penuh Cinta dgn Pasangan Kita”

Pembicara yang juga seorang wanita bertanya kepada para peserta seminar: ”Siapa di antara Ibu-ibu yang mencintai suaminya?”

Seluruh peserta seminar mengacungkan tangannya.


”Kapan terakhir anda mengucapkan 'Aku Sayang Kepadamu' secara langsung kepada suami anda?”


Sedikit wanita berkata hari ini, ada yang berkata kemarin, sebagian besar lupa kapan terakhir mereka mengatakan kalimat tersebut kepada suami mereka.

Sang pembicara kemudian meminta mereka mengambil HP dan mengirimkan SMS dengan kalimat “Aku Cinta Padamu, sayang..” kepada suami mereka masing-masing.

Beberapa saat kemudian si pembicara meminta mereka bertukar HP dan membacakan isi jawaban SMS dari para suami.

Ternyata 10 jawaban terbaik dan terbanyak adalah :

1. “Eh, Mah, kamu sehat kan?”

2. “Kenapa lagi sekarang?? Mobil kamu nabrak??”

3. “Maksud looohh..??”

4. “Apalagi yang kamu perbuat skrng?? Awas kalo macem-macem, ya?? Kali ini saya ngga akan memaafkan kamu lagi!”

5. “..?!?”

6. “Udah ngga usah basa-basi, lah!! To the point aja mau minta apa?”

7. “Gue ngimpi ngga nih??”

8. “Kalo nanti kamu ngga bisa menjelaskan SMS ini ditujukan kepada siapa, lihat aja nanti!!”

9. “Saya sudah bilang, Jangan Mabok Lagi!!”

Dan SMS yg terbanyak adalah..

10. “Ini siapa ya..??"

(Copas dari : Ahmad Rosadi Lubis)

Dulu saya kira mengatakan 'I Love You' atau Aku Cinta Kamu pada pasangan yang sudah halal tentunya bukan sesuatu yang penting. Apa pentingnya berkata seperti itu, toh tiap hari ketemu, tiap hari juga saling komunikasi, tiap hari juga sudah menunjukkan betapa cintanya kita pada dia dengan menyiapkan segala keperluannya dia. Jadi apa pentingnya?

Foto di atas saya terima dari sahabat-sahabat saya yang kemarin dengan suka rela mencoba tantangan di atas, dan hasilnya seperti itu. Maka, saya baru pahami bahwa ternyata berkata cinta itu Penting!.
Wajar saja kalau akhirnya pasangan kita berkata seperti tulisan di atas, karena nyatanya selama tahunan atau puluhan tahun membina rumah tangga  bisa jadi tiga kata itu terucap masih bisa dihitung dengan jari. Kata siapa cinta cuma butuh bukti? Pasangan kita juga ternyata butuh ungkapan bukan hanya sekedar bukti, pengen dirayu bukan cuma dikasih segepok uang, pengen dikasih ungkapan cinta bukan cuma dimasakin lauk pauk.

Pasangan saya nggak romantis. Suami saya juga kok, buktinya ketika saya menrima tantangan yang sama jawaban suami saya,"Tumben, emang mau minta apa?" Duh, pengen romantis berimbas patah hati :D. Tapi saya ingin mulai terbuka, ingin memulai untuk lebih sedikit sering berkata seperti itu. Belajar untuk kembali menemukan masa-masa awal menikah, masih romantis-romantisnya. Mencari kembali getaran  yang ada di hati yang telah lama kaku karena jarangnya ungkapan itu terucap. Ah, tapi sekalinya terucap, getaran halus itu berubah menjadi gempa berkekuatan penuh. Jadi semakin menagih gempa-gempa itu untuk kembali datang. Ucapan yang nyatanya sering terabaikan, faktanya begitu penting untuk dinantikan.

Nah, kapan terakhir kalian ungkapkan cinta pada pasangan? Berani ambil tantangan seperti tulisan Bang Lubis? Coba lihat bagaimana reaksinya :)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar