Minggu, 11 Mei 2014

Anak Banyak! Terus?

.

"Mbak, ini anaknya semua ya?"tanya seorang ibu tua disampingku

Aku mengangguk mantap.

"Masih muda anaknya empat. Nggak repot mbak?"

"Alhamdulillah dinikmati aja, Bu."

"Banyak anak banyak rejeki ya mbak?"

Ah, pertanyaankah atau justru pernyataan. Senyum simpul justru jadi jawabanku.

----**----

Banyak anak banyak rejeki, sebagian orang sudah tidak peduli lagi dengan 'slogan' tersebut, bahkan ada yang sudah tidak percaya lagi, terbukti dengan arogannya mereka berkata,"jangan kebanyakan anak, biaya sekolah sekarang mahal." Tapi, masih ada juga yang nyatanya yakin dengan ungkapan tersebut, termasuk salah satunya aku.

Rejeki bukan hanya berbentuk materi, bahkan anak sendiri pun sudah rejeki bagi pasangan suami istri. Buatku, anak ibarat cahaya di rumah kami, semakin banyak cahaya tentu semakin menyenangkan. Aku termasuk orang yang suka dengan anak-anak, itu juga yang membuat  aku ingin memiliki beberapa orang anak. Kalau empat atau tujuh anak itu banyak, saya ingin memiliki anak banyak.

Karena anak juga rejeki, maka masing-masing dari mereka juga punya rejeki tersendiri. Tidak perlu takut mereka kekurangan, bukan kita yang menentukan rejeki, hanya Allah Ta'ala yang Maha Pemberi. Allah Subhanahu Wa Ta'ala telah memberikan perbendaharaan yang cukup sampai kelak di hari kiamat, jadi masalah rejeki sudah tidak relevan lagi dijadikan alasan.

Atau mungkin khawatir kalau bumi ini bakalan jadi sempit karena kebanyakan manusia, sehingga dibuatlah sebuah program agar manusia tidak sering berproduksi. Ketakutan kalau kebanyakan manusia bisa-bisa sumber daya yang ada di bumi habis. Darimana datangnya pemikiran seperti itu? Padahal jelas Allah Ta'ala berfirman, Bukankah Kami telah menjadikan bumi (tempat) berkumpul (yang cukup) untuk orang-orang hidup dan orang-orang mati." (Al Mursalat 25-26).

Anak-anak adalah harta hakiki, harta yang tidak mungkin bisa disandingkan dengan benda apapun. Sangat penting bagiku buat menjaga mereka bagai mutiara yang paling berharga, dirawat, dilindungi sampai kelak ada seseorang yang berhak untuk melindungi mereka selain aku dan abinya.

Aku nggak pernah bangga jika kelak mereka berpredikat Artis.
Aku nggak mau berbangga jika kelak mereka bergelar Doktor. 
Aku hanya ingin berbangga ketika kelak mereka menjadi anak sholeh sholihah, bermanfaat bagi umat, hafal surat cinta-Nya (Al Quran). Tak penting apapun profesi mereka nanti.

-Aulia Izzati-

@AuliaIzzatiii




Tidak ada komentar:

Posting Komentar